1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Uji parametrik misalmya, mengisyaratkan data harus berdistribusi normal. Apabila distribusi data tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji nonparametrik. Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah normal. Dengan kata lain, apabila ada teori yang menyatakan bahwa suatu variabel yang sedang diteliti normal, maka tidak diperlukan lagi pengujian normalitas data. Macam-macam uji normalitas yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif antara lain uji Chi Kuadrat, uji Lilliefors dan uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk.
Jika dari uji normalitas ternyata data kita tidak normal, lalu apa yang harus kita lakukan?
Berikut ada tiga pilihan yang dapat dilakukan jika diketahui bahwa data tidak normal; yaitu :
- Jika jumlah sampel besar, maka dapat menghilangkan nilai outliner dari data
- Melakukan transformasi data
- Menggunakan alat analisis nonparametrik
2. Uji Homogenitas
3. Uji Linearitas
Uji Linieritas adalah teknik analisis statistik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel memiliki hubungan linier secara signifikan atau tidak. Uji Linieritas mempelajari tentang relasi antara dua variabel 𝑦 dan 𝑥 dan menggunakan itu untuk memprediksi 𝑦 dari 𝑥. Variabel 𝑥 berlaku sebagai variabel independen yang mana nilainya dikontrol oleh peneliti. Variabel 𝑦 dependen pada 𝑥. Setelah diketahui bahwa data homogen, berdistribusi normal, dan linier, maka dilakukan uji lanjut sesuai dengan hipotesis yang bersifat : (1) Deskriptif satu sampel, (2) Perbedaan (komparatif), (3) Hubungan (korelasi), dan (4) Pengaruh (sebab-akibat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar