1.Validitas isi
Menurut ('Ulum, 2016) validitas isi harus menjawab pertanyaan “sejauh mana item-item tes itu mencakup keseluruhan situasi yang ingin diukir oleh test tersebut”. Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak harus dilakukan melalui penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah mewakili atau mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Oleh karena itu, validitas isi suatu tes tidak memiliki besaran tertentu yang dihitung secara statistika, tetapi dipahami bahwa tes itu sudah valid berdasarkan telaah kisi-kisi tes. Validitas isi terbagi menjadi dua, yaitu validitas muka (face validity) dan validitas logika (logical validity). Validitas wajah (face validity) merupakan validitas yang memiliki nilai signifikansi yang paling rendah karena hanya berlandasan keyakinan seseorang terhadap isi suatu instrumen tes itu benar. Validitas tipe ini tentu tidak menjadi hal yang perlu dirisaukan apabila suatu test telah terbukti valid lewat pengujian validitas tipe lain yang lebih dapat diandalkan. Validitas logika (logical validity) atau yang disebutjuga dengan nama validitas sampling (sampling validity). Tipe validitas ini menurut batasan yang seksama terhadap kawasan (dominan) perilaku yang diukur dan suatu desain logis yang dapat mencakup bagian-bagian kawasan perilaku tersebut. Sejauh mana tipe tipe validitas ini telah terpenuhi dapat dilahat dari cakupan item-item yang ada dalam test. Apakah keseluruhan item tersebut telah merupak sampel yang representatif bagi seluruh item yang mungkin dibuat, ataukah item tersebut berisi hal-hal yang kurang relevan dan meninggalkan hal-hal yang seharusnya menjadi isi test ('Ulum, 2016).
2. Validitas Konstruk
Menurut ('Ulum, 2016) validitas konstruk (Construct validity) menunjuk sejauh mana suatu test mengukur apa yang hendak diukur sudah sesuai dengan konsep yang menjadi dasar penyusunan test itu. Pengukuran validitas ini merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait (sifat) yang diukur. Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkan mengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, lokus control, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), intelegensi (kecerdasan intelekual), kecerdasan emosional dan lain-lain.
3. Validitas Hubungan Kriteria
Prosedur guna mencapai Validitas Hubungan Kriteria (creterion-related validity ) menghendaki adanya kreteria eksternal yang dapat dihubungkan dengan skor test yang diuji validitasnya. Kretia adalah variabel perilaku yang akan diprediksi oleh skor test. Koefisien korelasi antara skor test (X) dengan skor kreteri (Y) merupakan koefisien validitas yang disimbolkan oleh XY. Koefisien ini dapat diperoleh melalui dua prosedur yang berbeda dari segi waktu pengambilan data (skor) kriterianya, masing-masing akan menghasilkan predictive validity dan concurrent validity. Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seseorang di masa mendatang. Predictive validity diperoleh apabila pengambilan skor kreteria tidak bersamaan dengan pengambilan skor test. Setelah subjek dikenai test yang akan dicari validitas prediktifnya, lalu diberikan tenggang waktu tertentu sebelum skor kreteria diambil dari subjek yang sama. Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan kinerja. Problem utama dalam penegakan criterion-related validity biasanya menyangkut masalah menemukan kreteria validasi yang tepat. Tidak selalu kreteria itu dapat ditentukan dengan mudah karena konsepsi mengenai trait yang diukur oleh test dan oleh kreteria seringkali tidak sama. Pada validitas prediktifpun para ahli tidak selalu sependapat mengenai apakah suatu variabel adalah tepat dipakai sebagai kreteria guna melihat daya prediksi test yang sedang diuji validitasnya.
DAFTAR RUJUKAN
Setiawan, D. A. (2014). Modul Statistika : Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian. Surakarta: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakatra.
Sunjoyo, d. (2007). Modul Statistika II : Penggunaan Alat Uji Statistika dalam Pengambilan Keputusan dengan Software SPSS. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
'Ulum, M. (2016). Uji Validitas dan Reliabilitas, Edisi Pertama. Malang: Stikes Widya Cipta Husada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar